BALIKPAPAN-Serapan pangan lokal diharapkan bisa dimaksimalkan di Kaltim. Minimnya serapan lokal menjadi atensi pemerintah untuk menyongsong IKN.
Anggota Komisi IV DPR RI Luluk Nur Hamidah mengatakan, ketahanan pangan atau serapan produk pertanian lokal jadi perhatian serius. Khususnya komoditas beras ini dirasa belum maksimal. Serapan pangan bergantung juga dari produktivitas petani lokal yang lebih baik.
“Pemerintah daerah belum mencukupi dari produk lokal, ini harus menjadi pekerjaan rumah bagi semua. Apalagi, Kaltim ini ditetapkan daerah IKN. Tentu ketahanan pangan dari petani perlu disorot,” katanya, Selasa (19/4) saat kunjungan kerja Komisi IV DPR RI meninjau Gudang Bulog Kaltim dan Kaltara (Kaltimra).
Ia menyampaikan, jangan sampai produksi lokal di Kaltim tidak cukup bagus untuk menopang kebutuhan warga. Kedua jangan sampai kemudian di Ibu Kota negara justru terjadi rawan krisis pangan.
Karena itu dia mendorong agar produksi pangan di Kaltim ditingkatkan dengan kelengkapan berbagai sarana dan prasaran. Termasuk juga jalur logistik harus dibenahi sehingga tidak menjadi kendala kedepannya.
“Maka kehadiran Bulog menjadi sangat penting untuk memastikan ketersediaan pangan, khususnya beras,” katanya.
Luluk mengingatkan serapan hasil petani harus menjadi prioritas dan diserap dengan harga yang bagus dengan memerhatikan jalur distribusi yang baik.
Direktur Keuangan Perum Bulog Bagya Mulyanto menuturkan, bahwa wilayah Kaltim dan Kaltara masih defisit pangan 20 persen. Saat ini, sebagian besar produksi pangan masih didatangkan dari luar daerah seperti Provinsi Sulawesi Selatan.
“Jangka pendek kita harapkan ASN nya diberi fasilitas beras dari lokal, bisa melalui Bulog maupun yang lain,” terangnya.
Ia menyampaikan, pasokan pangan sendiri masih mengutamakan hasil pertanian Kaltim khususnya beras.
“Saat ini kami sudah serap beras dari Kaltim Kaltara, Beras kaltim itu rasanya enak, tetapi kualitas panennya yang kurang. Harus perlu ditingkatkan lagi,” ujarnya.
Ia mendorong Pemerintah Daerah untuk membantu meningkatkan produksi petani. Misalnya tekhnologi pasca panen yang dibutuhkan petani seperti mesin pemotongan ataupun pengilingan.
“Istilahnya itu pemotongan, pengeringan, pengilingan ada. Itu tekhnologi pascfa panendi perbaiki, kalau mesinya bagus, kan hasilnya cemerlang. Sinergi dengan pemerintah daerah untuk ditingkatkan,” tutupnya.
Berdasarkan laporan Bulog per April ini, ketersediaan stok Perum Bulog Kanwil Kaltim dan Kaltara yakni, beras PSO 4.117 ton, beras premium 290 ton, Beras fottivit 482 kilogram, tepung terigu 3,8 ton, gula 72,4 ton, minyak goreng 5.800 liter, daging ayam 1,3 ton dan daging kerbau 22,7 ton. (aji)