BALIKPAPAN-Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) terus mendorong upaya peningkatan kapasitas tingkat kandungan dalam negeri (TKDN), pada sektor hulu migas.
Dikatakan Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman, peningkatan TKDN diharapkan mampu membuat serapan produk dalam negeri bisa terus meningkat. “Jika kandungan lokal meningkat, maka ketergantungan kita terhadap barang dari luar bisa ditekan,” kata Fatar, kepada awak media pada Pra Kegiatan Forum Kapasitas Nasional di Balikpapan, Selasa (21/6).
Selain mengurangi ketergantungan terhadap produk luar negeri, ketersediaan kandungan lokal juga dipastikan mampu mempercepat proyek yang akan dikerjakan oleh kontraktor kontrak kerja sama (KKKS), lantaran produk yang diperlukan sudah tersedia di dalam negeri.
Dirinya juga berharap, dengan peningkatan kandungan lokal juga dibarengi dengan kapasitas produksi. “Kalau demand naik, produksi juga harus naik, sehingga harga bisa lebih bersaing. Makanya lewat agenda ini kami ingin KKKS bisa lebih mengenal produk-produk lokal, sehingga bisa terserap dalam industri migas,” jelas dia.
Ditambahkan Plt Deputi Pengendalian Pengadaan SKK Migas, Rudi Satwiko, SKK Migas sejak 2015 terus mendorong penambahan TKDN di industri hulu migas. Salah satu tujuannya adalah memberikan dampak positif bagi masyarakat, pemerintah daerah dan juga perekonomian nasional.
“SKK Migas terus berkomitmen agar TKDN di sektor hulu migas nasional terus meningkat. Dan sangat nyata bahwa program pembinaan dan penilaian telah melahirkan banyak industri-industri pabrikan yang berhasil mensubstitusi produk-produk impor,” tegas Rudi.
Dia menjelaskan, SKK Migas berhasil meningkatkan realiasi TKDN barang dan jasa di industri hulu migas sebesar 63 persen pada Mei 2022, meskipun pemerintah hanya menetapkan target 57 persen pada 2022. Nilai perkiraan pengadaan barang/jasa sebesar US$5.200 juta atau setara dengan Rp75 triliun, jika komitmen TKDN 2022 bisa direalisasikan maka diperkirakan sekitar Rp45 triliun pengadaan barang/jasa akan dinikmati oleh industri nasional.
Industri hulu, menurut Rudi, dapat menggerakan sektor industri lain baik UMKM maupun koperasi dan menciptakan nilai tambah serta penerimaan negara yang lebih besar. Munculnya industri lain dan meningkatkan TKDN tak lepas dari peran aktif SKK Migas dalam menjembatani KKKS dan industri jasa penunjang.
Gubernur Kaltim, Isran Noor menegaskan, pihaknya akan mengapresiasi upaya peningkatan TKDN untuk mendukung produksi migas di wilayah Kaltim. Sebab, dia meyakini, operasi produksi migas memberikan dampak signifikan terhadap perkembangan ekonomi masyarakat.
“Semakin banyak kegiatan operasi tentu akan berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat di sekitar,” ujar Isran.
KONTRIBUSI WILAYAH KALSUL
Kepala Perwakilan SKK Migas Kalsul, Azhari Idris, mengatakan produksi gas Kalsul memberikan kontribusi sebesar 30 persen dari produksi nasional. Dan angka tersebut dapat terus bertambah seiring dengan adanya sejumlah penemuan cadangan baru di kedua wilayah itu. Dengan demikian, peluang industri nasional untuk terus dapat berperan aktif dalam industri hulu migas masih besar.
“SKK Migas dan KKKS terus mencari peluang-peluang pelatihan serta usaha agar semakin banyak lapangan kerja yang tercipta, memberikan kesempatan kepada pengusaha lokal, usaha kecil menengah (UKM) maupun koperasi untuk mengambil peran dalam mengembangkan industri hulu migas dan industri-industri penunjangnya,” katanya.
Selain menangkap peluang usaha, katanya, SKK Migas dan KKKS juga terus melakukan program pemberdayaan masyarakat (community development) untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Pertamina Hulu Indonesia, Chalid Said Salim mengatakan pihaknya berkomitmen untuk terus meningkatkan kandungan TKDN dalam berbagai proyek-proyek yang digarapnya.
PHI, kata dia, terus berinvestasi untuk menjalankan operasi migas yang berkesinambungan dan menghasilkan multiplier effect yang signifikan, termasuk mendorong kiprah industri lokal di proyek-proyek migas.
“Kami pun melakukan beragam inovasi dan memberikan support terhadap industri lokal sehingga mampu menghasilkan produk dalam negeri dengan standar internasional dan sumber daya manusia lokal yang handal. Hingga Mei 2022, pencapaian Realisasi TKDN Gabungan Komitmen Pengadaan sebesar 70,48% dengan nilai sebesar hampir 6 triliun rupiah. Sedangkan Realisasi TKDN Gabungan Capaian hasil verifikasi mencapai 54.19% dengan nilai sebesar hampir 2 triliun rupiah,” katanya.
Sementara itu Kepala Divisi Pengelolaan Rantai Suplai dan Analisis Biaya SKK Migas, Erwin Suryadi, mengatakan dalam forum tersebut SKK Migas menyampaikan kebijakan dan regulasi-regulasi terbaru yang berhubungan dengan aktivitas usaha industri hulu migas.
“Kegiatan ini diharapkan akan mempertemukan para pelaku industri hulu migas dan industri penunjangnya sehingga mereka dapat memanfaatkan peluang terkait pengadaan barang dan jasa hulu migas ataupun pengembangan potensi-potensi masyarakat yang belum digarap maupun perlu ditingkatkan lagi. Kami berharap forum ini juga dapat mendorong peningkatan TKDN dan juga menyerap tenaga kerja di wilayah operasi migas lebih banyak lagi,” katanya.
SKK Migas, tegas Erwin, terus berupaya mendekatkan para pelaku usaha daerah untuk ambil bagian sebagai penunjang industri hulu migas, sekaligus mendorong peningkatkan kemampuan dan kapasitas para pelaku usaha di daerah untuk terlibat lebih jauh di aktivitas industri hulu migas. (hul)